Senin, 29 Juni 2020

Do'a Malaikat Jibril (Bahagian 2)

Do'a Malaikat Jibril (Bahagian 2)

Menghormati Ortu

Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin

Setelah Nabi mengaminkan do’a Malaikat Jibril yang pertama, maka ia pun melanjutkan do’anya yang kedua. Malaikat Jibril mengatakan: “barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya masih hidup, kemudian belum sempat berbuat baik kepadanya atau salah satunya, lalu ia meninggal dunia maka masukkanlah ke dalam api neraka, dan Allah menjauhkannya (dari surga), kemudian Rasulullah pun mengucapkan amin”.

Do’a Malaikat Jibril yang kedua ini di perutuhkan kepada seorang anak yang tidak tahu berbakti kepada kedua orang tuanya. Padahal andai kata ada yang berhak kita sembah selain Allah maka tentu akan ditujukan kepada kedua orang tua. Allah SWT berfirman dalam QS al-Isra’: 23

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Terjemah:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antaranya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Ayat ini memberikan informasi kepada kita tentang kewajiban utama setelah menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya yaitu berbakti kepada kedua orang tua. Tentu yang dimaksud dalam konteks ayat ini adalah orang tua kandung sesuai dengan penggunaan term ٱلْوَٰلِدَيْنِ , baik itu ayah ٱلْوَٰلِد) ( maupun  ٱلْوَٰلِدَة (Ibu). Berbeda halnya dengan term  اَبٌ  (ayah) maupun term  اُمٌّ (Ibu) yang bermakna umum, artinya bisa jadi yang dimaksud adalah ayah atau ibu dari garis keilmuan bukan dari garis keturunan.

Kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua tergambar pada penggunaan term إِحْسَٰنًا (ihsanan), yang mana term ini digunakan untuk dua hal. Pertama, memberi nikmat kepada pihak lain dan kedua, adalah perbuatan baik. Berbeda dengan term حَسَنٌ  (hasanun) yang hanya berarti baik. Olehnya itu term tersebut memiliki makna lebih luas dari sekedar kata baik, memberi nikmat atau memberi nafkah. Demikian penjelasan Raghib al-Ashfahani dalam kitabnya Mu’jam Mufradat al-Fadz al-Qur’an.

Ihsan yang dalam bahasa keseharian kita adalah bakti kepada orang tua, yang oleh agama memerintahkan untuk bersikap sopan kepada keduanya baik itu dari segi ucapan maupun perbuatan. Ketika al-Qur’an berbicara tentang  orang tua biasanya di pakai huruf penghubung Bi ( ب ) yang mengandung makna ( إلصاق ) atau kelekatan. Berbeda halnya ketika penggunaan kata  إلي)) yang mengandung makna jarak. Hal ini diharapakan kepada seorang anak agar mampu melekatkan hatinya kepada orang tua.

Salah satu ujian berat bagi seorang anak adalah ketika mendapati orang tuanya dalam keadaan usia lanjut, dimana ia dituntut untuk memberikan pelayanan yang penuh dengan kasih sayang serta mengindari kata-kata yang kasar atau yang dapat melukai perasaannya. Ada yang memahami bahwa term  أفٍ tidak hanya sebatas mengatakan “ah”, akan tetapi maknanya bisa lebih dari itu. Artinya segala sesuatu yang dapat membuat hati atau perasaan orang tua (ibu/bapak) kecewa, maka masuk dalam kategori أفٍ. Hal ini ditegaskan agar seorang anak mampu menjaga akhlak kepada kedua orang tuanya.

Do’a malaikat Jiibril yang kedua ini memberikan tuntunan kepada kita bahwa betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, dan tidak boleh mendurhakainya. Sebab jangankan masuk ke dalam surga, mencium baunya saja tidak akan mampu bagi anak yang durhaka kepada kedua orang tua demikian penjelasan Nabi dalam salah satu hadisnya.

Selanjutnya malaikat Jibril melanjutkan do’anya yang ketiga, ia mengatakan bahwa “barangsiapa yang mendengarkan namamu disebut wahai Rasulullah, lalu dia tidak bershalawat kepadamu,  ketika ia meninggal masukkanlah  ke dalam neraka”, maka Nabi pun mengucapkan amin.

Demikianlah do’a malaikat jibril yang diaminkan oleh Rasulullah saw. Tentunya do’a ini pasti diijabah, sebab yang berdo’a adalah makhluk yang tidak pernah ingkar, dan yang mengaminkan adalah manusia yang paling dekat dengan Allah swt. Wallahu ‘alam bish shawab.

 

Ternate, 30 Juni 2020

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asasas

 sasasasas