Sabtu, 04 Juli 2020

Andaikan Aku Bisa Kembali

Andaikan Aku Bisa Kembali

Penyair Senja - Posts | Facebook

Andaikan Aku bisa kembali ke masa lalu, maka akan ku ukir lagi sejuta prestasi agar bisa menikmati masa sekarangku yang lebih baik lagi. Statement ini dilontarkan oleh salah seorang pemuda yang sedang meratapi nasibnya. Ia hidup di sebuah desa terpencil dengan serba kekurangan. Dikehidupannya yang sekarang ini, Ia sangat menyesal dan terpukul dikarenakan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu ekonomi keluarganya. Ia mempunyai sebuah impian untuk ke kota dan bekerja pada sebuah perusahaan. Namun apalah daya, jangankan skill (keterampilan), ijazahpun tiada. Dengan modal pendidikan sekolah dasar yang tidak kelar tentu tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya berharap bahwa suatu saat nanti akan datang secerca cahaya harapan agar impian serta cita-citanya dapat terwujud.

Dalam menjalani kehidupan tentu kita mempunyai persoalan serta keluhan yang berbeda, mulai dari profesi yang paling bawah hingga yang tergolong kelas atas. Misalnya dosen yang sebahagian orang menganggapnya sebagai profesi yang punya gensi. Tentu yang kita pahami bahwa tidak mudah meraih sebutan sebagai dosen. Hal ini dikarenakan beban kinerja yang harus terpenuhi, mulai dari pengajaran, penelitian hingga pengabdian kepada masyarakat.

Dosen yang kurang memiliki bekal literasi tentu akan merasa kesulitan utamanya dalam penyusunan karya ilmiah. Bahkan tidak sedikit dosen yang mengutarakan penyesalannya dikarenakan kurang baca buku pada saat menjadi siswa ataupun mahasiswa, minat belajar yang sangat minim, kurang mengasah diri, tidak memiliki skill (keterampilan), tidak mengusai bahasa asing, buta akan organisasi dan masih banyak lagi unek-unek yang menghiasi benaknya.

Menyesali keadaan sekarang boleh jadi sesuatu yang manusiawi, akan tetapi kita tidak boleh terlalu larut dalam penyesalan tersebut, karena akan memberikan kesan tidak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Bukankah Nabi Adam juga pernah menyesali perbuatannya ketika memakan buah khuldi?, hingga Nabi Nuh yang pernah mendo’akan ummatnya binasa?, akan tetapi setelah menyesali perbuatannya, dengan segera mereka berbenah diri serta menata kembali kehidupannya ke arah  yang jauh lebih baik lagi.

Demikian halnya di dalam al-Qur’an, Allah swt senantiasa mengingatkan melalui ujian maupun cobaan yang Ia berikan agar manusia kembali ke jalan-Nya (yang benar). Allah swt berfirman dalam QS ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Terjemah:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

secara sepintas jika di lihat terjemahan dari ayat ini, maka kita akan mendapati bahwa Allah memberikan balasan atas perbutan manusia agar mereka bisa belajar dari perbuatannya tersebut, dalam artian dapat menata kehidupannya ke arah yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Olehnya itu tidak ada kata terlambat bagi orang yang mau berbenah diri selagi masih ada kesempatan, termasuk dalam hal mengejar sebuah impian maupun cita-cita.

CrebyCa: Salah Satu Cita-Cita Saya Adalah Menjadi Penulis

Bagi seorang dosen, memiliki karya ilmiah adalah sebuah impian, memulai secara bertahap, melatih diri hingga mengasah keterampilan tentu akan terasa berat. Kuncinya adalah sabar ikuti proses, hindari mengeluh yang berlebih, dan mulailah sesuatu yang sederhana untuk merangkai sebuah kata menjadi sebuah kalimat, dan yakinlah bahwa Allah senantiasa memberikan jalan hingga saatnya tiba Allah mengatakan waktumu telah habis dan saatnya pulang!  

Jangan pernah berputus asa, sampaikanlah segala keluhan kepada Allah yang maha kuasa, terus bersabar dalam menata kehidupan, dan yakinkan diri bahwa cahaya kemenangan sebentar lagi akan diraih.

 

Muhammad Irfan Hasanuddin

Ternate, 5 Juli 2020


2 komentar:

  1. Berbahagialah, yang Allah tumbuhkan dalam hatinya kecintaan pada ilmu. Memungut hikmah dan membagikannya. Semoga Allah Swt., dan melapangkan hati dan jiwa pembacanya. Memberikan berkah kepada penulisnya. Ya Allah jadikan kami ahlul ilmi wa ahlul khoir. Aamiin.

    BalasHapus

asasas

 sasasasas