Andaikan Aku Bisa Kembali
Andaikan Aku
bisa kembali ke masa lalu, maka akan ku ukir lagi sejuta prestasi agar bisa
menikmati masa sekarangku yang lebih baik lagi. Statement ini dilontarkan oleh
salah seorang pemuda yang sedang meratapi nasibnya. Ia hidup di sebuah desa
terpencil dengan serba kekurangan. Dikehidupannya yang sekarang ini, Ia sangat
menyesal dan terpukul dikarenakan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu ekonomi
keluarganya. Ia mempunyai sebuah impian untuk ke kota dan bekerja pada sebuah
perusahaan. Namun apalah daya, jangankan skill (keterampilan), ijazahpun tiada.
Dengan modal pendidikan sekolah dasar yang tidak kelar tentu tidak bisa berbuat
banyak. Ia hanya berharap bahwa suatu saat nanti akan datang secerca cahaya harapan
agar impian serta cita-citanya dapat terwujud.
Dalam menjalani
kehidupan tentu kita mempunyai persoalan serta keluhan yang berbeda, mulai dari
profesi yang paling bawah hingga yang tergolong kelas atas. Misalnya dosen yang
sebahagian orang menganggapnya sebagai profesi yang punya gensi. Tentu yang
kita pahami bahwa tidak mudah meraih sebutan sebagai dosen. Hal ini dikarenakan
beban kinerja yang harus terpenuhi, mulai dari pengajaran, penelitian hingga
pengabdian kepada masyarakat.
Dosen yang
kurang memiliki bekal literasi tentu akan merasa kesulitan utamanya dalam
penyusunan karya ilmiah. Bahkan tidak sedikit dosen yang mengutarakan
penyesalannya dikarenakan kurang baca buku pada saat menjadi siswa ataupun
mahasiswa, minat belajar yang sangat minim, kurang mengasah diri, tidak
memiliki skill (keterampilan), tidak mengusai bahasa asing, buta akan
organisasi dan masih banyak lagi unek-unek yang menghiasi benaknya.
Menyesali keadaan
sekarang boleh jadi sesuatu yang manusiawi, akan tetapi kita tidak boleh
terlalu larut dalam penyesalan tersebut, karena akan memberikan kesan tidak
bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Bukankah Nabi Adam juga pernah
menyesali perbuatannya ketika memakan buah khuldi?, hingga Nabi Nuh yang pernah
mendo’akan ummatnya binasa?, akan tetapi setelah menyesali perbuatannya, dengan
segera mereka berbenah diri serta menata kembali kehidupannya ke arah yang jauh lebih baik lagi.
Demikian
halnya di dalam al-Qur’an, Allah swt senantiasa mengingatkan melalui ujian
maupun cobaan yang Ia berikan agar manusia kembali ke jalan-Nya (yang benar).
Allah swt berfirman dalam QS ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ
ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Terjemah:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
secara sepintas
jika di lihat terjemahan dari ayat ini, maka kita akan mendapati bahwa Allah memberikan
balasan atas perbutan manusia agar mereka bisa belajar dari perbuatannya
tersebut, dalam artian dapat menata kehidupannya ke arah yang lebih baik lagi
dari sebelumnya. Olehnya itu tidak ada kata terlambat bagi orang yang mau
berbenah diri selagi masih ada kesempatan, termasuk dalam hal mengejar sebuah
impian maupun cita-cita.
Bagi seorang
dosen, memiliki karya ilmiah adalah sebuah impian, memulai secara bertahap, melatih
diri hingga mengasah keterampilan tentu akan terasa berat. Kuncinya adalah
sabar ikuti proses, hindari mengeluh yang berlebih, dan mulailah sesuatu yang
sederhana untuk merangkai sebuah kata menjadi sebuah kalimat, dan yakinlah bahwa
Allah senantiasa memberikan jalan hingga saatnya tiba Allah mengatakan waktumu
telah habis dan saatnya pulang!
Jangan pernah
berputus asa, sampaikanlah segala keluhan kepada Allah yang maha kuasa, terus
bersabar dalam menata kehidupan, dan yakinkan diri bahwa cahaya kemenangan
sebentar lagi akan diraih.
Muhammad Irfan Hasanuddin
Ternate, 5 Juli 2020
Berbahagialah, yang Allah tumbuhkan dalam hatinya kecintaan pada ilmu. Memungut hikmah dan membagikannya. Semoga Allah Swt., dan melapangkan hati dan jiwa pembacanya. Memberikan berkah kepada penulisnya. Ya Allah jadikan kami ahlul ilmi wa ahlul khoir. Aamiin.
BalasHapusamiin ya rabbal alamin
BalasHapus