Keajaiban Sabar
dan Shalat (4)
Modal Nekad Untuk Memikat
Oleh:
Muhammad Irfan Hasanuddin
Masih tentang
petualangan mencari pasangan hidup, dan kali ini berasal dari kawan saya ketika
mengabdi di pesantren dulu. Ada sebuah keyakinan yang kami pegang teguh selama
mengabdi dipesantren, untuk tidak pernah takut akan persoalan hidup, sekalipun
gaji sangat jauh dari kata cukup. Akan tetapi kami yakin selalu ada berkah
tersendiri dari honor mengajar yang kami terima.
Kami juga selalu
yakin akan pertemuan dengan pasangan hidup (jodoh). Aneh tapi nyata, di
Pesantren sangat mudah mendapatkan jodoh. Meskipun ada juga sebahagian yang
agak lambat mendapatkannya. Tulisan saya sebelumnya mengatakan bahwa persoalan
jodoh bukanlah persoalan siapa cepat ia dapat, melainkan ini persoalan
kesabaran dalam penantian dan soal keyakinan akan sebuah ketentuan.
Menjemput jodoh
tentu dibutuhkan yang namanya persiapan yang matang, mulai dari mental hingga
persoalan materi. Apalagi di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan istilah uang
panainya, olehnya itu jangan coba-coba datang melamar jika hal yang satu ini
tidak terpenuhi, pasti akan di tolak.
Namun berbeda
yang dilakukan oleh teman saya tersebut, yang hanya bermodalkan kata “nekad” pada
saat meminang gadis pujaan hatinya. Ketika saya mewawancarainya, bahwa sudah
sejauh mana persiapan uang panai nya?, Ia hanya menjawabnya dengan senyuman,
sebuah ciri khas beliau ketika berinteraksi dengan orang lain. kemudian Ia
mengatakan insya Allah nanti juga akan ada dengan sendirinya.
Bagiku ini
adalah sebuah tawakkal tingkat tinggi, tidak gampang punya mental seperti itu,
apalagi menghadapi keluarga yang punya kasta tinggi. Proses lamarannya pun
berjalan dengan mulus nyaris tanpa hambatan, dan persoalan uang panai pun lepas
dari pembahasan. Bahkan orang tua calon mempelai wanita mengatakan bahwa uang
panai itu bisa diatur yang terpenting dari sebuah hubungan suci adalah
agamanya.
Mendengar
jawaban seperti itu, akhirnya teman saya tersebut makin memiliki kepercayaan
diri, semacam film super hero yang jagoannya diberikan tambahan energi. Kemudahan-kemudahan
yang didapatkan menjadikan Ia sangat
yakin bahwa dialah jodohnya.
Episode barupun
telah dimulai. Hari demi hari Ia lalui dan tanpa terasa waktu yang telah disepakati
bersama semakin dekat. Memang proses lamaran berjalan dengan mulus, akan tetapi
bukan berarti tanpa hambatan. Apalagi uang panai tidak ditentukan sebelumnya.
Namun keluarga calon mempelai wanita meminta kesanggupan dari teman saya untuk
pelunasan beberapa perlengkapan pernikahan, misalnya seperti biaya cetak
udangan, tenda perkawinan hingga biaya gedung. Tentu hal ini sangat berat untuk
langsung diberikan, karena dari awal memang tidak ada persiapan, ya sudah
menjadi konsekuensi meminang hanya dengan modal nekad. Ia pun terus memikirkan
jalan keluarnya, sesekali saya memperhatikan dia termenung sambil mulutnya
berkomat-kamit yang saya yakini pada saat itu pasti dia sedang berzikir.
Hidup dari
keluarga yang sangat sederhana tentu tidak banyak yang bisa diharapkan.
Jangankan harta simpanan, uang buat makan saja kadang tidak cukup. Sesekali Ia
rela menahan lapar demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah buat modal nikahannya
nanti. Ditambah lagi Jauh dari orang tua tentu sesuatu yang sangat berat apa
lagi disaat-saat membutuhkan sumbangsih pemikiran maupun materi.
Orang tuanya
Tinggal di pulau terluar dari pulau sulawesi. Dan butuh waktu yang lama ketika
ingin sampai ke kota. Hidup di pulau tersebut tentu membutuhkan kesabaran yang
ekstra, Jaringan lisrik, internet dan lain-lain nyaris terlupakan, artinya
orang-orang di sana sudah terbiasa hidup dengan keadaan apa adanya tanpa
mempermasalahkan fasilitas tersebut. Ditambah lagi alat trasnportasi yang hanya
ada pada waktu-waktu tertentu saja, membuat orang-orang yang ada di pulau itu
terisolir. Namun mereka tetap melalui hari-harinya dengan penuh kesyukuran
kepada Tuhan yang maha esa.
Satu hal yang
membuat saya salut kepada beliau, bahwa segala urusan atau permasalahan hidup
Ia hadapi dengan senyuman, dan selalu meyakini akan adanya pertolongan dari
Tuhan, serta senantiasa menghilangkan rasa ragu yang mendiami hatinya. Dengan
penuh kesabaran serta shalat (do’a-do’a yang Ia panjatkan), satu persatu
pertolonganpun datang. Ada yang menawarkan rumahnya buat dijadikan tempat resepsi,
dan ada pula yang memberikannya bantuan berupa uang tunai dan lain sebagainya. Bahkan
ketika mencari pinjaman kepada orang lain, orang tersebut tidak memberinya
pinjaman melainkan memberikan saja bantuan secara cuma-cuma tanpa harus
menggantinya. Walaupun tidak sesuai dengan jumlah yang diharapakan, setidaknya
tidak terhitung hutang.
Inilah salah satu
kekuasaan serta kasih sayang Allah yang Ia perlihatkan kepada hamba-hamba-Nya
yang senantiasa bersabar serta istiqamah melaksanakan shalat. Akhirnya Ia pun
melaksanakan ijab qabul serta resepsi pernikahan sesuai harapannya, dan terus
melanjutkan kisah hidupnya. Saat ini Ia telah dikarunia dua orang anak serta sementara
menyelesaikan program doktornya dibidang Hadis.
Diberikannya seorang
hamba kemudahan dalam segala urusan, adalah bukti bahwa Allah sangat dekat
dengan hamba-hamba-Nya. Sesuai dengan salah satu firman-Nya dalam Q.S al-Baqarah
ayat 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Terjemah:
“apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
Di samping ayat
ini mengisyaratkan adanya kedekatan seorang hamba kepada Allah, Ia juga mengisyaratkan
diterimanya do’a-do’a yang dipanjatkan oleh orang-orang yang tulus menyembah serta
mentaati segala perintah-Nya. Olehnya itu bagi yang sementara berjuang untuk
menjemput sang pujaan hati, iringilah setiap langkahmu dengan tawakkal, hiasilah
perjuanganmu dengan rasa optimis, libatkan Allah dalam segala aktivitas serta
jadikanlah sabar dan shalat sebagai nahkoda untuk menuju ke gerbang kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Ternate,21 Juli 2020
Mengawinkan spiritualitas dan kerja keras. Karakteristik org2 beriman, yang mengamalkan ajaran Sabar dan Shalat.
BalasHapusTulisan yg bagus.
Terima kasih Pak Dr atas komentar nya
BalasHapus