Jumat, 12 Juni 2020

Kamu Bermata Lebah Atau Bermata Lalat ?

Tugu Pancoran: Kisah Mata Lalat VS Mata Lebah


Kamu Bermata Lebah Atau Bermata Lalat ?

Oleh: Muh. Irfan Hasanuddin

Lebah dan lalat adalah dua makhluk  Allah yang diciptakan dengan berbagai keunikan. Misalnya lebah hidup secara berkoloni yang jumlahnya bisa mencapai 80.000 ekor yang mayoritas tipekal pekerja.dan uniknya lagi mereka memiliki pemimpin dari jenis betina, sungguh emansipasi lebah yang luar biasa.

Ayat yang berbicara tentang lebah bisa kita dapati dalam QS al-Nahl ayat 68-69

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ , ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.

Terjemah:

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”

 “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

Jika ayat tersebut dicermati, maka kita akan mendapati sebuah proses kumsumtif yang higenis serta natural. Olehnya itu tidak salah ketika lebah mengelurkan cairan dari perutnya mengandung khasiat yang luar biasa. Dan bahkan Nabi SAW pun menganjurkan untuk berobat dengan madu.

Disisi lain  Nabi SAW mengibaratkan orang mukmim itu seperti lebah sebagaimana sabdanya:

وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد

Artinya:

“Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (diranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

Lebah hanya memakan serta mengelurkan yang baik saja. Demikian halnya orang mukmin dituntut ketika berucap atau berbuat tentunya dengan sesuatu yang baik pula, sebagaimana lebah yang mengeluarkan madu yang bermanfaat bagi manusia, tentu orang mukmin juga diharapkan demikian. Sesuai dengan sabda Nabi SAW yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.

Kelebihan lain lebah adalah pekerja keras, pantang menyerah dan tidak memakan sesuatu dari hasil pekerjaan lebah lainnya. Seharusnya seorang manusia juga harus memiliki sifat optimis dalam hidup, ulet, tak kenal kata menyerah, dan menghargai hasil kinerja orang lain. Bahkan seorang ulama pernah berkomentar tentang lebah.


ووجه الشبه: حذق النحل، وفِطنته، وقلة أذاه، وحقارته، ومنفعته، وقنوعه، وسعيه في النهار، وتنزُّهه عن الأقذار، وطيب أكله، وأنه لا يأكل مِن كسب غيره، وطاعته لأميره، وأن للنحل آفاتٍ تقطعه عن عمله، منها: الظلمة، والغَيْم، والريح، والدخَان، والماء، والنار، وكذلك المؤمن له آفات تُفقِره عن عمله؛ ظلمة الغفلة، وغَيْم الشك، وريح الفتنة، ودخَان الحرام، ونار الهوى

Artinya:

“Dan adapun sisi kesamaannya (lebah dan orang mukmin) bahwa lebah itu cerdas, ia jarang  menyakiti, rendah diri (tawadhu), bermanfaat, selalu merasa cukup (qana’ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makanannya halal serta baik, ia tidak memakan sesuatu dari hasil kinerja lebah yang lainnya, sangat taat kepada pemimpinnya, serta berhenti dari aktivitas bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian halnya orang mukmin akan terkena penyakit jika terkena gelapnya kelalaian, mendungnya adalah sebuah keraguan, angin fitnah, asap haram dan apinya hawa nafsu”.

Lain halnya dengan lalat yang juga diabadikan dalam al-Qur’an sebagai pelajaran bagi umat manusia khususnya orang-orang yang mempersekutukan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Hajj ayat 73

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلْمَطْلُوبُ

Terjemah:

“Hai sekalian manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu datangi (berdo’a) selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulahlah) yang disembah.”

Pada ayat tersebut, Allah jadikan lalat sebagai perumpamaan. Oleh karena makhluk tersebut kadang dianggap remeh, lemah, kotor serta menjijikkan. Akan tetapi dibalik semua itu lalat mempunyai sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Antara lain sayapnya yang mengandung penyakit (virus) namun sayap yang lain menjadi penawar. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِيْ إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً

Artinya:

“Dari Abu Hurairah bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “apabila seekor lalat masuk kedalam bejana kalian, maka hendaklah dicelupkan semuanya kemudian dibiarkan, karena pada salah satu sayapnya mengandung penyakit  dan sayap yang lainnya adalah obat (penawar)”. (HR al-Bukhari’)

Ibnu Qayyim al-Jauzi dalam kitabnya al-Tib al-Nabawi, mengomentari hadis ini, Ia mengatakan bahwa hadis tersebut mengandung dua hal yaitu persoalan fiqhi dan medis. Mengenai persoalan fiqhi, hadis ini menjadi dalil bahwa lalat yang mati dalam bejana tidak menyebabkan isinya (airnya) menjadi najis. Adapun dari sisi medisnya, bahwa ketika seekor lalat hinggap dalam bejana yang berisikan air, maka tenggelamkanlah (celupkanlah)  karena salah satu sayapnya mengandung penawar dari racun (virus) yang dibawahnya.

Lalat dijuluki binatang pemberani oleh karena tidak kenal yang namanya kata menyerah, hal ini dibuktikan ketika kita mengusir lalat, awalnya lalat itu pergi akan tetapi dengan cepat ia akan kembali lagi. Demikian juga seharusnya seorang manusia diharapkan mempunyai sikap optimisme, pantang menyerah,  jika terjatuh ia akan segera bangkit dan memulai kembali dengan semangat yang baru.

Dari sekian banyak kelebihan yang ditorehkan oleh lebah dan lalat, ternyata ada satu hal pelajaran penting yang bisa kita dapat dari perbedaan kedua makhluk tersebut, bahwa mata lebah akan mencari bunga meskipun berada di tempat sampah, dan mata lalat akan mencari sampah sekalipun berada ditaman bunga.

Siapakah Dirimu di Tengah Situasi Covid-19? Lalat atau Lebah ...

Demikian manusia ada tipe mata lebah dan ada juga mata lalat. Meskipun datang berbagai pertolongan maka mata lalat akan senantiasa mencari keburukan. Namun mata lebah pasti dia menemukan kebaikan. Olehnya itu tidak akan berubah nasib seseorang sebelum merubah cara pandangnya. Meskipun sejuta pertolongan diberikan kalau orang tersebut bermata lalat maka yang dicari hanyalah keburukan, begitu pula sebaliknya. Dan  hanya yang bermata lebah yang mampu menemukan segala kebaikan.

Wallahu ‘Alam bi al-Shawab.

 

Ternate, 13 Juni 2020

 

 

 

 

 


2 komentar:

  1. Uraian yang mengesan, perumpamaan yg inspiratif. Tak terpikirkan oleh ahli biologi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syang nya Ust bnyak yg tak suka (di) Madu 😅

      Hapus

asasas

 sasasasas