Jumat, 19 Juni 2020

Tukang Cukur yang Meragukan Tuhan

Tukang Cukur yang Meragukan Tuhan


Foto : Akibat Covid-19, Mayoritas Usaha Pangkas Rambut Garut di ...


Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin

 

Suatu ketika terjadi dialog anatara seorang tukang cukur dengan pelanggangnya. Dalam dialog tersebut, sang tukang cukur mengatakan kepada pelanggangnya bahwa sebenarnya Tuhan itu tidak ada, jadi tidak usah mati-matian beribadah toh bahagia dan tidaknya seseorang itu ditentukan oleh usahanya sendiri. Bahkan Tuhan hanya menimpakan musibah, bencana kesusahan dan lain sebagainya. Lagian kalau memang Tuhan itu ada, pasti akan segera mengijabah do’a-do’a setiap hambanya. Coba pikirkan dimana kehadiran Tuhan ketika hambanya memohon pertolongan? sahut sang tukang cukur. Mendengarkan pernyataan tukang cukur tersebut, sang pelanggang  hanya tersenyum.

Setelah selesai dicukur, pelanggang tersebut berjalan ke arah pintu keluar sambil memikirkan pernyataan tukang cukur tersebut. Tiba-tiba sang pelanggang melihat seorang anak muda yang berambut panjang, kemudian dia mengajaknya masuk ke tempat cukur. Alhasil, pelanggang tersebut bertanya kepada sang tukang cukur, ia mengatakan: “Bapak sudah berapa lama menjadi tukang cukur”?

Tukang cukur              : “ya kurang lebih 20 tahun”

Sang pelanggang    : “cukup lumayan juga ya Pak!, tapi kok masih masih ada orang yang rambutnya panjang? Nah ini salah satunya saya temukan pas mangkal di depan tempat cukur bapak”!

Tukang cukur              :“ya karena dia tidak mau mampir ke tempat cukur saya, makanya rambutnya panjang. Seandainya dia datang pasti saya cukur sekalipun tidak punya uang”.

Sang pelanggang     : “demikianlah juga Tuhan sebenarnya sangat dekat dengan hambanya, cuma mereka sendiri yang tidak mau mendekat, bahkan tidak sedikit yang malah menjauhi Tuhan. Padahal Tuhan sudah memberikan begitu banyak nikmat-Ny, udara saja yang kita hirup ini kan gratis tidak dipungut biaya”.

Mendengar jawaban dari pelanggang tersebut, sang tukang cukur merasa malu serta menyesal atas pernyataannya, dan ia pun berterimah kasih atas nasehat yang telah diberikan.

 Dari dialog di atas, kita bisa belajar bahwa Tuhan tidak pernah menjauhi hambanya, bahkan ketika seorang hamba berjalan menemui Tuhan, maka Tuhan akan berlari menuju kepada hambanya. Di dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 186 Tuhan menjelaskan bahwa ia sangat dekat dengan hambanya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Terjemah:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Dalam ayat ini terdapat salah satu huruf syarth (suatu huruf yang mensyaratkan sesuatu), yaitu term  إذا , yang maknanya diperuntukkan untuk sesuatu yang diyakini sering kali atau pasti terjadi. Berbeda halnya dengan penggunaan term إٍنْ , digunakan untuk sesuatu yang diragukan atau jarang terjadi demikian penjelasan sebahagian Ulama Tafsir. Misalnya dalam QS al-Baqarah: 180

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا ٱلْوَصِيَّةُ لِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ بِٱلْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى ٱلْمُتَّقِينَ


Terjemah:

“Diwajibkan atas kamu apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika  dia meningalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang bertakwa”.

Ketika ayat di atas menyebutkan kematian (tanda-tandanya), ia menggunkaan term إذا, oleh karena hal tersebut merupakan sesuatu yang pasti terjadi, sedangkan ketika menyebutkan persoalan harta digunakan term إٍنْ karena hal tersebut jarang terjadi, artinya tidak semua orang meninggalkan harta yang banyak ketika meninggal dunia.

Oleh sebab itu QS al-Baqarah ayat 186 menjadi tuntunan bagi umat manusia agar senatiasa meyakini bahwa Tuhan akan selalu ada ketika hambanya memanggil (berdo’a), serta mengijabah segala permohonannya. Namun terkadang sebahagian manusia kurang sabar atas segala do’a-do’a yang ia panjatkan, bahkan ia mengukur ukuran (kekuasaan)  Tuhan sama dengan ukuran makhluknya.

Dalam perjalanan kehidupan satu hal yang mesti kita pahami bahwa Tuhan akan senantiasa memberikan ujian atau cobaan, agar kita bisa menjadi manusia yang terbaik. Hal inilah yang membedakan ujian kehidupan dengan ujian yang ada di sekolah. Jika di sekolah (para siswa) sebelum diberikan ujian, maka akan melalui yang namanya tahapan belajar, namun berbeda halnya dengan persoalan kehidupan, dimana Tuhan akan memberikan ujian terlebih dahulu agar supaya kita bisa belajar dari setiap ujian maupun cobaan yang diberikan.

والله أعلم بالصواب

 


Ternate 20 Juni 2020


4 komentar:

  1. Pembelajaran yang tdk hanya utk penggunting rambut saja..tapi untuk kita semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Bu semoga kita semua senantiasa berhusnu dzan kepada Tuhan

      Hapus

asasas

 sasasasas