Yang Hilang Dari Kita
(Sombere’ sebagai warisan budaya pemersatu bangsa)
Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin
Sombere’ adalah
sebuah istilah yang sangat populer pada masyarakat Bugis-Makassar. Bahkan salah
satu mantan walikota Makassar pernah mengembalikan ruh dari istilah tersebut,
mengingat maknanya makin hari kian meredup. Dan dikhawatirkan generasi muda
tidak lagi paham terhadap warisan budaya tersebut.
Istilah sombere’
sendiri jika diartikan ke dalam bahasa indonesia, bisa berarti ramah, peduli,
suka mengobrol, terbuka dan mudah bergaul
dengan siapa pun. Dalam kamus populer
Inggris-Makassar dan Indonesia-Makassar yang disusun oleh Drs emil Tamanduk dan
Hasri, sombere’ diartikan sebagai ramah-tamah dan orang peramah disebut
dengan istilah tu sombere’.
Budaya yang satu
ini sejak dahulu telah dipraktikkan oleh para leluhur masyarakat
Bugis-Makassar, bahkan terkadang para orang tua dahulu selalu berpesan kepada
anak-anaknya untuk bergaul dengan siapa saja tanpa melihat kasta, jabatan,
suku, maupun agamanya. Kini nilai-nilai budaya sombere’ sudah mulai
memudar. Hal tersebut bisa ditandai dengan banyaknya orang yang tidak lagi
saling menghargai, membenci bahkan saling memusuhi antar sesama, padahal kadang
hanya disebabkan oleh persoalan sepeleh.
Jika ditinjau
dari segi Agama (Islam), maka kita akan mendapati beberapa dalil yang berkaitan
tentang bagaimana seharusnya bergaul
antar sesama. Salah satunya adalah Q.S Ali Imran: 159
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ
Terjemah:
“Maka
berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan
untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian,
apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal”.
Asbab al-Nuzul dari
ayat ini, berkaitan tentang respon Nabi dalam menyikapi kekalahan umat Islam
pada perang Uhud. Dimana pada saat itu banyak dari kalangan umat Islam yang
syahid dan sebahagiannya lagi kembali lebih awal ke Madinah tanpa mengindahkan
instruksi dari Nabi saw.
Beberapa poin
penting dari ayat ini telah dijelaskan oleh Ibnu Kasir dalam kitab Tafsirnya,
Ia mengatakan bahwa sikap lemah lembut kepada mereka (orang-orang yang telah meninggalkan
medan perang sebelum waktunya), adalah bahagian dari rahmat Allah swt untuk mu
(Muhammad) dan mereka.
Sayyid Qutub
menambahkan bahwa seorang pemimpin sudah sepantasnya memiliki sikap yang penuh
kasih sayang, sebab manusia selalu butuh naungan. Olehnya itu belajarlah dari
akhlak Rasulullah saw yang memiliki hati yang
santun serta penuh dengan kelembutan.
Disamping itu, ayat ini juga mengajarkan
kepada kita agar senantiasa memiliki sifat pemaaf, Demokratis, tawakkal, serta mengedepankan hasil musyawarah ketika hendak memutuskan perkara.
Hal yang senada juga dijelaskan pada sebuah hadis yang berasal dari riwayat Thabrani dan
Daraquthni. Nabi saw bersabda: “orang
beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap
ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”.
Beberapa sikap maupun sifat yang telah disebutkan pada kedua dalil di atas, menjadi bukti bahwa Sombere’ sebagai warisan budaya yang nilai-nilainya sejalan dengan perintah agama yang telah banyak dijelaskan pada teks-teks keagamaan baik itu al-Qur’an maupun Hadis Nabi. Olehnya itu kearifan lokal yang satu ini menjadi perekat dari setiap hubungan yang retak, dan dapat menghilangkan sekat dari setiap interaksi yang ada dimasyarakat.
Baca, Ajarkan, Amalkan, serta Lestarikan agar anak cucu kita bisa terus hidup dengan berbudaya serta lebih beradab.
والله أعلم
بالصواب
Ternate
15 September 2020
Gaya menulisnya sudah gabungan ala Prof. Jidin dan Anhar Gonggong ini 😀👌
BalasHapusheheh masih jauh pak Dr insya Allah semoga bisa mengikuti jejak literasi kedua maha Guru tersebut. terima kasih mohon do'a dan dukungannya Pak
BalasHapus