Minggu, 20 September 2020

Watak Negatif Dihilangkan Atau Dibudidayakan ?

Watak Negatif Dihilangkan Atau Dibudidayakan ?

Oleh : Muhammad Irfan Hasanuddin



Allah swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuknya. Bahkan kesempurnaan makhluk yang satu ini dilengkapi dengan sifat (watak) positif maupun negatif. Misalnya, sifat yang positif seperti sabar, ikhlas dalam menjalani ujian serta cobaan, mempunyai kemauan yang kuat, pantang menyerah atau tidak gampang berputus asa, memliki kepercayaan diri, mengakui kelemahan, menerima kritikan,  mendahulukan perestasi dari pada prestise dan lain sebagainya.

Sedangkan sifat (watak) negatif misalnya, menginginkan kesuksesan tanpa melalui proses, mudah menyerah serta berputus asa, takut akan resiko, tidak percaya diri, merasa paling sempurna, merasa paling berjasa, bermental kerdil, serta suka menunda-nunda waktu.

Tetunya sifat positif diatas seharusnya ditumbuhkan, dikembangkan, hingga dipelihara. Sebab watak yang positif akan memberi pengaruh terhadap capain keberhasilan seseorang, atau dengan kata lain memberikan motivasi terhadap seseorang untuk lebih giat lagi serta penuh semangat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

            Adapun sifat negatif tersebut, mestinya ditumbangkan, dilawan bahkan harus  dihilangkan. Sebab sifat tersebut hanya akan menjadi penghambat dalam melakukan sebuah aktifitas. Bila perilaku manusia dipakai menjadi salah satu takaran dan ukuran, salah persepsi dan estimasi, maka boleh jadi yang negatif seakan-akan menjadi positif. Akhirnya ketakutan akan resiko, diberi ulasan serta alasan untuk menjaga kehati-hatian. Demikian pula  sifat tergesa-gesa untuk  cepat meraih dan memperoleh sesuatu tanpa bersusah payah yang juga terkadang  diberi bumbu dalih mapun dalil sebagai orang yang memiliki semangat yang tinggi.

Memiliki watak negatif biasanya tidak akan mencari, akan tetapi lebih cenderung menunggu. Padahal diluar sana semua orang sementara berlomba-lomba berebut untuk meraih dan memperoleh kesuksesan. Bagaimana pun cerdasnya otak seseorang, jika masih ada jurang pemisah antara ilmu dengan amal atau antara tahu dengan berbuat maka kesuksesan hanya akan menjadi sebatas harapan atau  impian yang tidak akan pernah kesampaian.

Demikian pula kehebatan otak seseorang, bila tidak diimbangi dengan watak, maka ia hanya akan menjadi sebuah rumus diatas kertas yang tanpa ditunjukkan melalui aktifitas, atau hanya akan menjadi sebuah angan-angan tentang sebuah rencana yang tidak dapat terlaksana, sebab hanya menonjolkan kemauan diatas kemampuan.

Disisi lain kadang kita mendapati suatu problema dimasyarakat tentang adanya orang pintar namun nasibnya terlantar, kadang juga banyak pemikir akan tetapi kehidupannnya fakir. Tentunya hal tersebut bukanlah tanpa alasan maupun ulasan. Pada umumnya mereka menganggap bahwa yang menjadi faktor utama keberhasilan seseorang adalah nasib. Padahal Allah telah memberikan isyarat bahwa Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan mereka merubah nasibnya sendiri (QS Ar-Ra’d :11).

Terlepas dari itu semua, nasib akan menjadi baik jika ada kerja sama antara kesempatan dan keahlian. Meskipun mempunyai keahlian, namun tidak mempunyai kesempatan maka ia tidak akan dapat meraih dan mendapatkan nasib yang baik. Kesempatan itu tidaklah ditunggu, akan tetapi dicari. Peluang itu bukan datang melalui harap, akan tetapi harus digarap. Kehidupan yang baik itu bukan sekedar dicita-citakan, melainkan harus diciptakan.

Olehnya itu kenalilah watak negatif kita agar lebih mudah untuk dihilangkan. Jika tidak mampu menghilangkan seluruhnya, minimal bisa mengimbanginya, agar selalu mempunyai titik terang dalam setiap harapan, serta mempunyai pijakan sebelum mengambil tindakan.

 

Ternate 20 September 2020

3 komentar:

  1. Maa syaa Allah terima kasih ilmunya ustadz. Semoga ustadz sehat selalušŸ¤²
    Ustadz boleh bertanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin terima kasih juga atas Do'anya, silahkan asalkan jangan susah-susah pertanyaannya

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

asasas

 sasasasas