Sabtu, 17 Oktober 2020

Komunikasi Antarsel sebagai cerminan hidup yang lebih manusiawi

Komunikasi Antarsel sebagai cerminan hidup yang lebih manusiawi

Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin

 

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai keunikan. Salah satunya adalah adanya sel sebagai bahan dasar pembentukan jaringan tubuh. Manusia juga mempunyai molekul kimia yag terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk bebas dan terikat, bersifat dinamis dan bergerak serta dapat berinteraksi membentuk unit seluler sehingga membentuk organel yang selanjutnya membentuk sel. Jika diteliti lebih jauh, maka kita akan mendapati stuktur anatomi jaringan tubuh manusia yang terdiri dari berbagai sel yang hidup secara berkelompok dan dapat berkomunikasi seperti layaknya manusia.

Disamping itu, sel juga dapat mengeluarkan zat anti bodi untuk melawan zat racun atau toksin. Sel-sel yang telah terkontaminasi racun, dengan cepat akan menyesuaikan diri bahkan akan mengubah metabolismenya untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan adanya informasi berita dari luar ke dalam sel, bahkan sampai ke inti sel. Sinyal transduksi dapat berupa urutan reaksi kimia yang memberitahukan berita dari luar ke dalam sel bukan saja bertujuan sebagai pertahanan sel tersebut, melainkan termasuk  program kematian sel atau apoptosis. Ajaibnya, program apoptosis ini bersifat individual, tanpa memberikan informasi kepada sel-sel yang lain. 

Perubahan lingkungan pada suatu sel, akan menyebabkan perubahan pada sel lainnnya. Perubahan atau sinyal tersebut dapat berasal dari  sel tetangganya dan dapat pula bersal dari sel yang jauh, dan anehnya tidak ada komunikasi  atau jalur yang memberi sinyal ke sel yang lain kalau suatu sel akan mati.

Sebagaimana diketahui bahwa di antara sel ada yang berumur pendek,  sedang, bahkan ada pula yang berumur panjang, sesuai dengan hidup manusia yang bersangkutan. Umur sel mukosa dan eptel kulit hanya beberapa jam hingga hitungan hari. Adapun umur sel darah merah lebih kurang 120 hari dan umur sel saraf dapat bertahan hingga bertahun-tahun tergantung usia manusianya. Demikian penjelasan dari M. Nurhalim Sahib salah seorang pakar bidang biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.

Fenomena seluler tersebut, mengajarkan kepada kita tentang rahasia kematian. Dimana Allah tetap menjaga kerahasiaannya bahkan sampai  ke tingkat seluler. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS al Waqiah: 60

نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ

Terjemah:

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,” (QS. Al-Waqi’ah:60).

 

Imam Thabathaba’i memahami ayat tersebut sebagai uraian tentang kekuasaan Allah dalam mengatur segala urusan ciptaan-Nya. Ia berpendapat bahwa wujud manusia yang serba terbatas, mulai dari awal penciptaan hingga akhir kehidupannya di dunia dengan segala hal yang  berkaitan dengannya telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT.

Para Ilmuan telah menemukan bahwa sel-sel manusia, tumbuhan dan hewan, di dalamnya terdapat DNA genom yang dikhususkan waktu kematian selnya. Saat para ilmuan melakukan percobaan memperpanjang umur pada beberapa sel hewan seperti lalat, justru sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker, sel tersebut bisa dikatakan mati atau berubah menjadi sel kanker, dan berakhir dengan kematian.

Demikian halnya dengan manusia, ketika mencoba untuk memperpanjang kehidupan sel manusia, dengan sendirinya sel-sel akan berubah menjadi sel kanker mematikan, sehingga para ilmuan akhirnya memutuskan bahwa kematian tidak kalah penting untuk kehidupan, dan bahwa ia tidak pernah bisa dihentikan. Oleh sebab itu Allah befirman dalam QS. Ali Imran: 185:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْت

Terjemah:

“Setiap jiwa pasti akan merasakan mati,”

 

Bila pada tingkat molekul bisa berkomunikasi dan bermasyarakat dengan baik, mengapa manusia tidak?. Hal ini perlu kita sadari dan hayati. Adanya komunukasi antarasel dan antara molekul itulah yang menyebabkan manusia dapat hidup normal. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dikembangkan pula bahwa molekul dari seseorang dapat berinteraksi dengan molekul orang lain, bahkan molekul tertentu dapat digunakan untuk mengenal Ibu dengan anak atau ayah dengan anaknya.

Lebih mutakhir lagi, pengenalan antar suku dan bangsa dapat melalui melokul DNA. Demikian firman Allah dalam QS al-Hujurat ayat 13 yang terjemahannya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal”.

Olehnya itu salah satu hikmah diciptakannya sel maupun molekul yang berbeda-beda baik itu sifat maupun bentuknya, tidak lain agar bisa berkomunikasi. Jika sel atau molekul dapatberkomunikasi dengan baik, mengapa manusia tidak ?. Mari berkomunikasi, berinteraksi agar tercipta kehidupan yang lebih manusiawi.

 

Wallahu ‘ala>m bish Shawa>b

     

 

Ternate, 18 Oktober 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asasas

 sasasasas