Senin, 31 Agustus 2020

Bulan Muharram yang disalah Pahami

Bulan Muharram yang disalah Pahami

Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin

 Borong Alat Rumah Tangga Peringati Hari Asyura 10 Muharam, Foto 3 #1402181  - Tribunnews.com Mobile

Bulan muharram adalah salah satu bulan yang termasuk dimuliakan oleh Allah. Sebagaimana dalam QS al-Taubah:36

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Terjemah:

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa”.

Menurut sebahagian Ulama Tafsir bahwa ayat ini berbicara tentang penetapan jumlah bulan Qamariyah yaitu sebanyak 12 bulan. Dan di antara dua belas bulan tersebut, terdapat empat bulan yang ditetapkan sebagai bulan haram atau bulan yang dimuliakan, yaitu: bulan dzulqa’dah, dzulhijjah, muharram, dan rajab.

Keempat bulan tersebut dinilai utama karena terdapat beberapa kemulian, misalnya bulan dzulqa’dah dan dzulhijjah adalah bulan dimana rangkaian ibadah haji dilaksanakan. Demikian halnya dengan bulan muharram yang juga mempunyai keutamaan. Misalnya pada bulan tersebut Nabi mengkhususkan untuk melakukan ibadah puasa yaitu pada tanggal 10 muharam. Bahkan Ia pernah mengatakan bahwa  jika masih diberi umur panjang, maka tahun berikutnya Ia akan berpuasa pada tanggal 9 muharam. Namun sayangnya usia beliau tidak sampai ketahun berikutnya. Hal semacam ini sangat jarang kita temui dalam beberapa sabda Nabi yang menunjuk langsung hari maupun tanggal untuk melakukan ritual ibadah.

Menurut kepercayaan sebahagian masayarakat yang ada di Indonesia, bulan muharram adalah bulan yang sakral. Olehnya itu banyak dari mereka yang melakukan ritual-ritual tertentu, misalnya bersemedi, membersihkan benda-beda pusaka hingga menyiapkan sesaji buat leluhur sebagai penolak bala.

Di sulawesi Selatan, terdapat beberapa mitos yang berkembang dimasyarakat mengenai bulan muharram. Misalnya, larangan untuk bepergian ketika tanggal 1 muharram. Ketika penulis mencoba untuk menelusuri sumber informasi yang beredar disuatu perkampungan, maka didapatilah pemahaman oleh para sesepuh (yang dituakan) dikampung tersebut, ia mengatakan bahwa larangan untuk mengadakan perjalanan itu sudah menjadi sebuah tradisi turun-temurung yang dilakukan oleh para pendahulu. Ia menambahkan bahwa kata muharram sebagai nama bulan tersebut diartikan sebagai kata haram. Olehnya itu haram hukumnya mengadakan perjalanan dan ketika melanggar aturan tersebut, maka akan mendapatkan kecelakaan. Demikianlah pemikiran oleh sebahagiam masyarakat yang mereka yakini hingga saat sekarang ini.

Memang dari segi penamaan diartikan sebagai sesuatu yang haram, namun bukan berarti menjadi sebuah keharaman ketika mengadakan perjalanan. Maksud dari kata haram jika ditinjau dari arti yang lebih luas, sebenarnya adalah dilarang untuk melakukan perbuatan dosa atau maksiat, sebab pada bulan tersebut penuh dengan kemuliaan. Dan adapun larangan untuk tidak bepergian sebenarnya hanyalah sebagai alasan agar tetap tinggal dirumah untuk memperbanyak zikir maupun do’a.

Tradisi unik lainnya yang bisa kita saksikan pada bulan muharram adalah ramainya tempat perbelanjaan, utamanya yang berhubungan dengan alat-alat dapur seperti piring, gelas, baskom, ember, timba dan lain sebagainya. Hampir semua kaum Ibu-Ibu yang berbelanja jika ditanyakan alasan mengapa berbelanja alat-alat dapur pada saat 10 muharram, mereka hanya menjawab “ya...karena ingin mendapatkan berkah, dan kami sengaja beli ember, timba dan lain-lain agar lebih mudah menampung rejeki yang diberikan oleh Tuhan”.

Sebenarnya jawabannya tidaklah salah. Cuma perlu sedikit diluruskan. Seperti yang kita pahami bahwa pendidikan orang tua kita dulu memang terbilang rendah, namun pemahamannya terhadap sesuatu sangatlah tinggi, utamanya dalam bidang agama. Jika kita sementara mempertanyakan keabsahan sebuah dalil dalam mengerjakan ibadah, mungkin mereka sudah melakukannya terlebih dahulu tanpa mempertanyakan keabsahan dalilnya.

Memang ada riwayat yang mengatakan bahwa barang siapa yang melapangkan urusan seseorang termasuk bersedekah pada tanggal 10 muharram, maka Allah akan melapangkan rezkinya selama setahun. Itu sebabnya kadang ada suami yang sengaja menambahkan uang belanjaan istrinya agar dapat berbelanja dengan jumlah yang lebih dari biasanya. Dengan harapan beberapa barang yang dibeli oleh istrinya tidak semuanya diambil melainkan sebahagiannya disedekahkan kepada orang lain.

Olehnya itu beberapa tradisi yang berkembang di masyarakat, tidaklah salah. Cuma terkadang ada sedikit hal-hal yang masih perlu diluruskan, agar menyambut bulan muharram bisa lebih khidmat tanpa harus menganggapnya sebagai bulan naas atau bulan sial. Dan tidak ada larangan bagi para kaum Ibu yang ingin berbelanja alat-alat perabotan rumah tangga yang penting pakai uang sendiri serta halal, dan jangan lupa bersedekah kepada orang lain, serta memperbanyak zikir maupun do’a pada bulan tersebut. demikian anjuran Nabi. Wallahu ‘alam bish shawab

 

Ternate, 1 September 2020.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asasas

 sasasasas