Menyingkap Rahasia Ajaran
Islam (1)
Penelitian
Ilmiah tentang penyembelihan ternak secara syari’at Islam
Oleh: Muhammad Irfan
Hasanuddin
Al-Qur’an maupun
Hadis adalah sumber ajaran Islam yang selalu relevan dengan perkembangan zaman.
Hal ini dapat kita saksikan melalui beberapa hasil penelitian dari para ilmuan
yang mengkaji ajaran-ajaran Islam. Dan bahkan sebahagian dari mereka yang
tadinya tidak percaya dengan ajaran Islam berubah haluan dengan menyatakan diri
untuk beriman.
Misalnya Profesor
Leopold werner Ehrenfels salah seorang psikiater asal Austria, yang telah menemukan
hal mengagumkan pada ajaran wudhu, Profesor Dauda Ojobi asal Nigeria yang telah
meneliti keajaiban kitab suci al-Qur’an, Profesor Maurice Bucaille seorang pakar
bedah berkebangsaan Perancis yang telah meneliti jasad Fir’aun, hingga penelitian
terbaru yang dilakukan oleh Prof Schultz berserta koleganya Dr Hazim, menemukan
keajaiban pada proses penyembelihan hewan ternak secara syari’at Islam.
Tahapan yang
dilakukan oleh kedua staf ahli peternakan Hannover University tersebut, dimulai
dengan mengelompokkan sapi yang telah cukup umur (dewasa), kemudian memasangkan
elektroda (microchip) jenis Electro-Encephalograph (EEG) pada permukaan otak
kecil yang menjadi titik (respon) rasa sakit. Hal ini dimaksudkan untuk merekam
dan mencatat tingkat rasa sakit sapi ketika disembelih. Mereka juga memasangkan Elektro Cardiograph (ECG)
pada jantung sapi untuk merekam aktivitas atau respon jantung saat keluarnya darah.
Setelah waktu
adaptasi pemasangan kedua microchip tersebut
dirasa cukup, maka proses penyembelihan ternak pun dilakukan. Hasilnya adalah
tiga detik pertama tidak menunjukkan perubahan apapun pada grafik EEG. Hal ini
menandakan tidak adanya rasa sakit yang dirasakan oleh sapi tersebut. Namun 3
detik berikutnya EEG mulai merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang
mempunyai kemiripan dengan proses deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi
tersebut kehilangan kesadaran.
Bersamaan dengan
itu ECG yang terdapat pada jantung sapi, merekam adanya aktivitas yang luar biasa sehingga menarik / memompa sebanyak mungkin darah dari
seluruh anggota tubuhnya. Hal ini sebagai refleksi gerakan koordinasi antara
jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord).
Saat darah
memancar dari ketiga saluran yang terputus pada leher sapi, grafik EEG tidak
naik, akan tetapi justru mengalami drop (turun) hingga ke angka zero level
(angka nol). Hal itu diterjemahkan oleh para peneliti dengan istilah “no
feeling of paint at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali).
Hasil yang telah
ditemukan oleh Peneliti tersebut, sejalan dengan sabda Nabi saw:
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَمَرَ بِكَبْشٍ اَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَ يَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَ يَنْظُرُ فِى سَوَادٍفَاُتِيَ بِهِ لِيُضَحّيَ بِهِ، فَقَالَ لَهَا: يَا عَائِشَةُ، هَلُمّى اْلمُدْيَةَ. ثُمَّ قَالَ: اِشْحَذِيْهَا بِحَجَرٍ. فَفَعَلَتْ. ثُمَّ اَخَذَهَا وَ اَخَذَ اْلكَبْشَ فَاَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ. ثُمَّ قَالَ: بِاسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ مِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ. ثُمَّ ضَحَّى بِهِ. ( رواه مسلم)
Artinya:
“Dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW menyuruh mengambilkan kambing yang bertanduk, hitam kakinya, hitam perutnya, hitam sekeliling matanya. Lalu kambing itu didatangkan untuk disembelih. Maka beliau SAW bersabda, “Hai ‘Aisyah, ambilkanlah pisau”. Beliau bersabda lagi, “Asahlah pisau itu dengan batu”. Kemudian ‘Aisyah melaksanakannya. Kemudian beliau mengambil pisau dan kambing tersebut, lalu membaringkannya untuk menyembelihnya. Beliau membaca, “Bismillaahi Allahumma taqobbal min Muhammadin wa aali Muhammadin wa min ummati Muhammadin (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dari Muhammad, keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad)”. Kemudian beliau menyembelihnya. [HR. Muslim juz 3, hal. 1557]
Dalam Hadis ini, Nabi menyuruh Aisyah untuk mengasah pisaunya supaya tajam. Hal ini dimaksdukan untuk memudahkan proses penyembelihan sehingga secara bersamaan mampu memutuskan ketiga saluran pada leher bagian depan yaitu saluran makanan, nafas serta dua saluran pembuluh darah (arteri karotis dan vena jugularis). Adapun binatang sembelihan yang meronta-ronta dan merenggangkan ototnya, ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit, melainkan hanya sekedar respon keterkejutan otot dan saraf saja.
Prof Schultz menambahkan penjelasannya bahwa dengan terpompanya darah secara maksimal, maka akan menghasilkan daging yang sehat (healthy meat) sehingga layak dikonsumsi bagi manusia. Berbeda halnya ketika disembelih dengan cara stunning (pemingsanan) yang banyak dilakukan oleh orang-orang barat. Mereka menganggap bahwa sapi yang telah hilang kesadarannya (pingsan), maka akan mudah proses penyembelihan. Namun penelitian membuktikan bahwa justru sapi akan merasakan tekanan rasa sakit yang luar biasa, jantungnya juga berhenti berdetak lebih awal dan tidak mampu memompa darah secara maksimal. Bahkan akan terjadi pembekuan darah pada urat atau daging yang menjadi cikal bakal berkembangannya bakteri perusak (pembusuk), sehingga dagingnya menjadi tidak sehat (unhealthy meat).
Demikian uraian
singkat mengenai hasil penelitian terkait penyembelihan ternak secara syari’at Islam
yang dilakukan oleh Prof Schultz dan Dr Hazim yang juga sebagai staf ahli
peternakan hewan Hannover University Jerman.
Wallahu
‘alam bish Shawab.
Ternate 4 Agustus 2020
Sejumlah peneliti, dari dahulu hingga sekarang, telah menemukan rahasia & kebenran ajaran Islam. Bukti bhw ajaran Islam, bersumber dr Allah & Rasulnya. Ia tdk terjadi scr kebetulan belaka. Kewajiban ilmuwan muslim, mengeksplor ajaran2 yg blm dijamah.
BalasHapusArtikel bagus👍