Senin, 03 Agustus 2020

Menyingkap Rahasia Ajaran Islam (1) Penelitian Ilmiah tentang penyembelihan ternak secara syari’at Islam

Menyingkap Rahasia Ajaran Islam (1)

Penelitian Ilmiah tentang penyembelihan ternak secara syari’at Islam

 Cara Menyembelih Hewan Dalam Islam yang Paling Baik, Sampai ...

Oleh: Muhammad Irfan Hasanuddin

 

Al-Qur’an maupun Hadis adalah sumber ajaran Islam yang selalu relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat kita saksikan melalui beberapa hasil penelitian dari para ilmuan yang mengkaji ajaran-ajaran Islam. Dan bahkan sebahagian dari mereka yang tadinya tidak percaya dengan ajaran Islam berubah haluan dengan menyatakan diri untuk beriman.

Misalnya Profesor Leopold werner Ehrenfels salah seorang psikiater asal Austria, yang telah menemukan hal mengagumkan pada ajaran wudhu, Profesor Dauda Ojobi asal Nigeria yang telah meneliti keajaiban kitab suci al-Qur’an, Profesor Maurice Bucaille seorang pakar bedah berkebangsaan Perancis yang telah meneliti jasad Fir’aun, hingga penelitian terbaru yang dilakukan oleh Prof Schultz berserta koleganya Dr Hazim, menemukan keajaiban pada proses penyembelihan hewan ternak secara syari’at Islam.

Tahapan yang dilakukan oleh kedua staf ahli peternakan Hannover University tersebut, dimulai dengan mengelompokkan sapi yang telah cukup umur (dewasa), kemudian memasangkan elektroda (microchip) jenis Electro-Encephalograph (EEG) pada permukaan otak kecil yang menjadi titik (respon) rasa sakit. Hal ini dimaksudkan untuk merekam dan mencatat tingkat rasa sakit sapi ketika disembelih. Mereka  juga memasangkan Elektro Cardiograph (ECG) pada jantung sapi untuk merekam aktivitas atau respon jantung saat keluarnya darah.

Setelah waktu adaptasi pemasangan  kedua microchip tersebut dirasa cukup, maka proses penyembelihan ternak pun dilakukan. Hasilnya adalah tiga detik pertama tidak menunjukkan perubahan apapun pada grafik EEG. Hal ini menandakan tidak adanya rasa sakit yang dirasakan oleh sapi tersebut. Namun 3 detik berikutnya EEG mulai merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang mempunyai kemiripan dengan proses deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi tersebut kehilangan kesadaran.

Bersamaan dengan itu ECG yang terdapat pada jantung sapi, merekam adanya  aktivitas yang luar biasa sehingga  menarik / memompa sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuhnya. Hal ini sebagai refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord).

Saat darah memancar dari ketiga saluran yang terputus pada leher sapi, grafik EEG tidak naik, akan tetapi justru mengalami drop (turun) hingga ke angka zero level (angka nol). Hal itu diterjemahkan oleh para peneliti dengan istilah “no feeling of paint at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali).

Hasil yang telah ditemukan oleh Peneliti tersebut, sejalan dengan sabda Nabi saw:


عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص اَمَرَ بِكَبْشٍ اَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَ يَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَ يَنْظُرُ فِى سَوَادٍفَاُتِيَ بِهِ لِيُضَحّيَ بِهِ، فَقَالَ لَهَا: يَا عَائِشَةُ، هَلُمّى اْلمُدْيَةَ. ثُمَّ قَالَ: اِشْحَذِيْهَا بِحَجَرٍ. فَفَعَلَتْ. ثُمَّ اَخَذَهَا وَ اَخَذَ اْلكَبْشَ فَاَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ. ثُمَّ قَالَ: بِاسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ مِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ. ثُمَّ ضَحَّى بِهِ. ( رواه مسلم)

Artinya:

“Dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah SAW menyuruh mengambilkan kambing yang bertanduk, hitam kakinya, hitam perutnya, hitam sekeliling matanya. Lalu kambing itu didatangkan untuk disembelih. Maka beliau SAW bersabda, “Hai ‘Aisyah, ambilkanlah pisau”. Beliau bersabda lagi, “Asahlah pisau itu dengan batu”. Kemudian ‘Aisyah melaksanakannya. Kemudian beliau mengambil pisau dan kambing tersebut, lalu membaringkannya untuk menyembelihnya. Beliau membaca, “Bismillaahi Allahumma taqobbal min Muhammadin wa aali Muhammadin wa min ummati Muhammadin (Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah dari Muhammad, keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad)”. Kemudian beliau menyembelihnya. [HR. Muslim juz 3, hal. 1557] 

Dalam Hadis ini, Nabi menyuruh Aisyah untuk mengasah pisaunya supaya tajam. Hal ini dimaksdukan untuk memudahkan proses penyembelihan sehingga secara bersamaan mampu memutuskan ketiga saluran pada leher bagian depan yaitu saluran makanan, nafas serta dua saluran pembuluh darah (arteri karotis dan vena jugularis). Adapun binatang sembelihan yang meronta-ronta dan merenggangkan ototnya, ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit, melainkan hanya sekedar respon keterkejutan otot dan saraf saja.

            Prof  Schultz menambahkan penjelasannya bahwa dengan terpompanya darah secara maksimal, maka akan menghasilkan daging yang sehat (healthy meat) sehingga layak dikonsumsi bagi manusia. Berbeda halnya ketika disembelih dengan cara stunning (pemingsanan) yang banyak dilakukan oleh orang-orang barat. Mereka menganggap bahwa sapi yang telah hilang kesadarannya (pingsan), maka akan mudah proses penyembelihan. Namun penelitian membuktikan bahwa justru sapi akan merasakan tekanan rasa sakit yang luar biasa, jantungnya juga  berhenti berdetak lebih awal dan tidak mampu memompa darah secara maksimal. Bahkan akan terjadi pembekuan darah pada urat atau daging yang menjadi cikal bakal berkembangannya bakteri perusak (pembusuk), sehingga dagingnya menjadi tidak sehat (unhealthy meat).  

Demikian uraian singkat mengenai hasil penelitian terkait penyembelihan ternak secara syari’at Islam yang dilakukan oleh Prof Schultz dan Dr Hazim yang juga sebagai staf ahli peternakan hewan Hannover University Jerman.

 

Wallahu ‘alam bish Shawab.

  

Ternate 4 Agustus 2020  

 

 

 


1 komentar:

  1. Sejumlah peneliti, dari dahulu hingga sekarang, telah menemukan rahasia & kebenran ajaran Islam. Bukti bhw ajaran Islam, bersumber dr Allah & Rasulnya. Ia tdk terjadi scr kebetulan belaka. Kewajiban ilmuwan muslim, mengeksplor ajaran2 yg blm dijamah.
    Artikel bagus👍

    BalasHapus

asasas

 sasasasas