Do’a
Malaikat Jibril (Bahagian 1)
Tak terasa
Ramadhan semakin menjauh dari kita, dalam hitungan hari kedepan ia pun akan
pamit dengan menitipkan berbagai kemuliaannya.
Pesan dan kesanpun mengalir seiring kepergiaannya ditengah kebimbingan
umat manusia. Tentunya rasa bimbang yang dimaksud adalah pelayanan kepada tamu
agung yang penuh dengan kemuliaan. Di tengah pandemi covid-19 yang melanda
seluruh dunia, membuat ibadah ramadhan tahun ini terasa kurang lengkap. Umat
Islam merasa ada yang hilang pada Ramadhan kali ini, Zdauq (rasa) yang
dulu mendiami hati umat Islam ketika menghidupkan bulan ramadhanpun mulai
memudar secara perlahan. Dengan adanya pembatasan sosial maka secara otomatis
kegiatan yang sifatnya rutinitaspun tidak lagi seperti biasanya, termasuk
melaksanakan ibadah di masjid.
Meraih kemuliaan
bulan suci ramadhan bukanlah hal yang mudah, butuh kesabaran yang extra apa
lagi dalam keadaan saat sekarang ini dan tentunya harus istiqamah hingga akhir.
Seperti yang kita ketahui bersama berdasarkan teks al-Qur’an maupun Hadis, bahwa
bergembira saja dengan datangnya bulan suci ramadhan maka tubuh kita diharamkan
oleh Allah dari api neraka. Apalagi jika setiap malamnya diisi dengan berbagai
macam aktifitas ibadah, seperti shalat sunnah tarawih, tadarusan dan lain
sebagainya. Tentu pahalanya akan semakin belipat ganda.
Dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa pernah satu
ketika Rasulullah SAW hendak berkhutbah, dan tiba-tiba beliau mengucapkan kata
amin, amin, amin. Tiga kali beliau mengucapkan kata tersebut. Setelah beliau
turun dari mimbar para sahabatnya bertanya, wahai Rasulullah kami tadi
mendengarkan engkau mengucapkan kata amin tiga kali, hal apakah yang
menyebabkan engkau mengucapkan hal tersebut. Nabi SAW pun menjawab:
sesungguhnya malaikat Jibril tadi mendatangi saya, dan ia minta diaminkan
do’anya. Dan malaikat Jibrilpun berdo’a “Barangsiapa yang mendapati bulan
Ramadhan lalu tidak mendapatkan ampunan, kemudiaan ia meninggal dunia, maka
masukkanlah dia kedalam neraka, Allahpun menjauhkannya dari surga, maka aku pun
berkata “Amin”. Inilah do’a malaikat Jibril yang pertama. Tentu dengan
penuh keyakinan kita bisa berkata pasti do’anya diijabah, sebab yang berdo’a
adalah makhluk yang tidak pernah ingkar kepada Allah dan yang mengaminkan
adalah Rasulullah SAW .
Sungguh betapa banyak kerugian akan
didapati oleh orang yang tidak memaksimalkan ibadah dalam bulan ramadhan,
mengingat bulan ini hanya datang sekali setahun, dan belum tentu pula kita bisa
ketemu dengan Ramadhan berikutnya.
Ramadhan telah
mengajarkan banyak hal kepada kita, termasuk yang paling familiar adalah
mengajarkan tentang kesabaran. Sabar
berasal dari bahasa arab yang tersusun dari huruf Shad, Ba, dan Ra’
mempunyai arti antara lain: obat yang pahit, batu yang keras, dan tempat
yang tinggi. Ketiga arti tersebut mempunyai keterkaitan makna.
Nenek moyang
kita terdahulu ketika terkena suatu penyakit, maka kebiasaannya mencari obat
tradisional yang terkadang memiliki rasa yang sangat pahit. Misalnya ketika
batuk maka biasanya mereka mengambil beberapa helai daun pepaya untuk dimasak
kemudian airnya diminum, tentu daun pepaya rasanya sangat jauh dari kata manis.
Namun mereka meyakini bahwa semakin pahit obat tersebut maka makin cepat sembuh
penyakitnya.
Demikian halnya
kesabaran terkadang sangat pahit terasa misalnya dihina dicaci maki dan lain
sebagainya. Akan tetapi ketika kita mampu bersabar, maka hatipun akan menjadi
tenang, dan tentunya akan memiliki keteguhan hati yang sangat sulit untuk
tergoyahkan. Demikian makna sabar diibaratkan dengan batu yang keras dan sulit
untuk terpecahkan. Jika tahapan-tahapan tersebut dapat dilewati dengan ikhlas,
maka Allah akan memberikan kedudukan yang terpuji disisinya, yang bahasa agama
menyebutnya dengan maqaman mahmudah, itu sebabnya ulama memaknai sabar
sebagai tempat yang tinggi (mulia/terpuji).
Dari berbagai
makna yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa kesabaran
menuntut ketabahan ketika menghadapi kesulitan, tentu akan ada rasa keberatan
atas kehendak Allah, sekalipun pahit tapi tetap harus ikhlas menerimanya, dan
dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab demi mencapai sesuatu yang baik atau
sesuatu yang jauh lebih baik lagi (luhur).
Olehnya itu ramadhan tahun ini
tidak seperti biasanya butuh kesabaran yag extra untuk menjalaninya. Bukankah
Allah telah mengingatkan kita dalam firmannya QS al-Baqarah 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ
ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ
وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Terjemah:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar”.
Dalam
ayat ini cobaan pertama yang Allah berikan adalah berupa ketakutan. Jika
dihubungkan dengan konteks kekiniaan, maka kita akan melihat beberapa karakter
manusia yang menyikapi suasana pandemi saat ini. Apa yang Allah informasikan
terbukti adanya, ketakutan akan tertularnya covid-19 dirasakan oleh hampir
semua umat manusia. Bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia diakibatkan oleh
stres. Perasaan was-was pun turut hadir dalam benak manusia yang mengakibatkan
persentase ketakutan mengalami peningkatan pesat disetiap harinya. Cobaan berupa kelaparan pun hampir merata
diseluruh pelosok negeri, para pekerja yang terkena PHK membuat perekonomian mereka menurun
drastis. Dan hal ini tentu menambah Angka kemiskinan.
Cobaan
yang termasuk berat diterima adalah kekurangan jiwa. Dalam artian krisis
keimanan juga turut dirasakan oleh sebahagian umat beragama. Dengan adanya
batasan sosial, membuat ibadah-ibadah mereka hanya bisa dilakukan dari rumah,
tentu bagi umat Islam akan sedikit merasa kurang afdal, apa lagi suasana bulan
suci ramadhan yang banyak berakatifitas dimasjid. Adu argumen serta dalil pun
menjadi ujung tombak penyelesaian ikhtilaf tersebut, namun tidak semua bisa
mencapai yang namanya kesepakatan. Sesuai istilah yang mengatakan kepala boleh sama
bulat, rambut boleh sama hitamnya, tapi pemikian belum tentu sama. Bagi
masyarakat awam tentu akan semakin bingung untuk memilih pendapat mana yang
harus diikuti.
Demikian berbagai cobaan maupun ujian yang melanda negeri
kita harus dijalani dengan ikhlas, sebab kita meyakini bahwa akan ada berita
gembira yang Allah akan sampaikan kepada umatnya yang mau bersabar. Bahkan
Allah memerintahkan malaikat untuk turut menghibur kita. Sebagaimana firman
Allah dalam QS Fushilat: 30
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا
ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا
تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ
تُوعَدُونَ
Terjemah:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami
ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu".
Demikian do’a malaikat Jibril yang pertama ini semoga
menjadi motivasi bagi kita semua untuk tetap bersemangat, dan istiqamah hingga
akhir ramadhan demi mendapatkan ampunan dari yang maha Kuasa. Amin ya rabbal
alamin.
Ternate, 27 Ramadhan, 1441 H
20 Mei 2020 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar