Minggu, 25 April 2021

Syaitan Terbelenggu Tapi Peluang Maksiat Tetap Menggebu

 

Syaitan Terbelenggu Tapi Peluang Maksiat Tetap Menggebu




.........إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Artinya:

“ketika masuk bulan ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan telah dibelenggu” (HR Bukhari no 1899 & Muslim no 1079).

Potongan hadis di atas tentu tidak asing lagi bagi kita, hampir setiap datangnya bulan suci ramadhan, para Khatib/penceramah mengutip hadis tersebut. Dan sebahagian masyarakatpun meyakini benar adanya bahwa pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan tidak diberi ruang sedikitpun untuk melakukan aksi dikarenakan mereka telah terbelenggu.

Ada hal penting yang dapat kita garis bawahi, yaitu kalimat “syaitan-syaitan telah dibelenggu”. Pertanyaan yang berkembang berikutnya adalah, apakah memang benar syaitan itu terbelenggu ? sehingga maksiatpun terminimalisirkan atau bahkan nyaris tak diberitakan karena tidak adanya pelaku maksiat?. Ternyata hadis tersebut tidak bisa dipahami secara tekstual, sebab faktanya dilapangan ternyata masih banyak pelaku kriminal yang melakukan aksi. Contoh sederhana saja yang sering tejadi di masyarakat, kadang ada yang kehilangan alas kaki ketika ikut berjamaah dimasjid. Padahal ini kan bulan suci ko’ masih ada bisikan-bisikan syaitan yang telah mempengaruhi pelakunya untuk melakukan aksi pencurian tersebut.

Sebahagian ulama sebenarnya telah memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut, bahwa hadis itu tidak bisa dipahami secara tekstual, melainkan harus dipahami secara kontekstual. Pengertian “pintu” di sini bukanlah seperti pintu yang kita lihat setiap hari, akan tetapi merupakan bahasa majaz  (kiasan) yang memiliki makna dibukanya “kesempatan” atau “peluang” sesuai dengan penggunaan kata marhaban ketika menyambut bulan suci ramadhan yang memiliki makna lapang atau luas. Artinya kita diberikan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah selama bulan ramadhan dan menjadikan setiap waktu luang menjadi peluang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.

Demikian halnya dengan makna terbelenggunya syaitan yang dipahami sebagai makna kiasan yang menunjukkan keterbatasan akses untuk melakukan perbuatan maksiat. Hal ini dikarenakan adanya proses pengendalian hawa nafsu selama melakukan ibadah puasa, akan tetapi hal tersebut bukan sebuah jaminan kepada seseorang untuk terhindar dari perbuatan maksiat. Bisa jadi ketika Ia fokus melakukan ibadah, maka akan berdampak kepada perilaku kesehariannya. Namun bisa jadi pula Ia mengabaikan ibadah selama bulan suci, dan  tetap melakukan maksiat sebagaimana bulan-bulan lainnya. Semuanya diserahkan kepada pribadi masing-masing apakah ia mampu membelenggu syaitannya (hawa nafsunya) atau bisa jadi ia akan diperbudak oleh syaitan (memperturutkan hawa nafsunya).

Meskipun bulan suci ramadhan dinilai sebagai ladang untuk memperoleh peluang kebaikan, akan tetapi tidak sedikit juga yang menjadikannya sebagai ladang uang. Ia hanya fokus mencari keuntungan dunia semata dan menggadaikan keuntungan akhiratnya. Padahal bulan ramadhan memberi ruang untuk menjadi seorang mujahid (pejuang). Tentu yang dimaksudkan adalah berjuang untuk mengendalikan hawa nafsu ammarah/lawwamah (labil) untuk mencapai derajat muthmainnah (stabil).

Dengan genjotan latihan yang dilakukan selama ramadhan, akan menjadikan pribadi seseorang memiliki kestabilan watak yang menjadi salah satu penentu kemenangan dalam sebuah perjuangan. Hal ini telah di sampaikan oleh Rasulullah saw dalam sebuah sabdanya ketika selesai dari perang badar. Beliau mengatakan bahwa “kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar, sahabat bertanya ? apakah yang dimaksud dengan jihad akbar (besar) itu ?, Rasulullah saw menjawab: jihad akbar itu adalah jihad melawan hawa nafsu.

Olehnya itu dengan adanya bulan suci ramadhan, kita diberikan peluang yang seluas-luasnya untuk menggarap amalan ibadah sebagai bekal menuju akhirat, dan kesempatan untuk membelenggu hawa nafsu semakin besar, sehingga pintu kemenanganpun dengan mudahnya akan kita raih. Wallahu ‘alam bish shawab.

 

Ternate, 25 April 2021          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asasas

 sasasasas